Kamis, 12 November 2009

PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER

PENGERTIAN
Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama
Perdarahan nifas dinamakan sekunder adalah bila terjadi 24 jam atau lebih sesudah persalinan
Perdarahan nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah lebih 24 jam post partum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB :
1. Endometritis
2. Sub involusi
3. Sisa plasenta
4. Inversion uteri
5. Pemberian estrogen untuk menekan laktasi

GEJALA KLINIS
1. Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui pengeluaran lokhea normal
2. Terjadi perdarahan cukup banyak
3. Rasa sakit di daerah uterus
4. Pada palpasi fundus uteri masih dapat diraba lebih besar dari seharusnya
5. Pada VT didapatkan uterus yang membesar, lunak dan dari ostium uteri keluar darah.

SUB INVOLUSIO

Sub involusio adalah kemacetan atau kelambatan involusio yang disertai pemanjangan periode pengeluaran lokhea dan kadang-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya.
Gejala :
Nyeri tekan perut bawah dan pada uterus, kadang di persulit dengan anemia dan demam.




HEMATOMA NIFAS
Darah dapat mengalir ke dalam jaringan ikat di bawah kulit yang menutupi genitalia eksterna atau di bawah mukosa vagina hingga terbentuk hematoma vulva dan vagina keadaan tersebut biasanya terjadi setelah cidera pada pembuluh darah tanpa adanya laserasi jaringan supervisial , dan dapat dijumpai baik pada persalinan spontan maupun denga operasi.kadang-kadang baru terjadi kemudian,dan keadaan ini mungkin disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama. Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya.kadang-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. selama periode tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat ( yang sudah diketahui ) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic.dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. selama periode tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat ( yang sudah diketahui ) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic.pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya.kadand-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore.

HEMATOMA VULVA
Khususnya yang terbentuk dengan cepat dapat menyebabkan rasa nyeri mencekam yang sering menjadi keluhan utama. Hematoma dengan ukuran sedang dapat diserap spontan.jaringan yang melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya keadaan ini mungkin disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama. Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya. Hematoma vulva mudah didiagnosis dengan adanya rasa nyeri perineum yang hebat dan tumbuh inferksi yang menyeluruh.dengan ukuran yang bervariasi.jaringan yang melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya.

SISA PLASENTA
Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan pospartum lambat (biasanya terjadi dalam 6 – 10 hari pasca persalinan). Pada perdarahan postpartum dini akibat sisa plasenta ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik. Pada perdarahan postpartum lambat gejalanya sama dengan subinvolusi rahim, yaitu perdarahan yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim. Perdarahan akibat sisa plasenta jarang menimbulkan syok.
Penilaian klinis sulit untuk memastikan adanya sisa plasenta, kecuali apabila penolong persalinan memeriksa kelengkapan plasenta setelah plasenta lahir. Apabila kelahiran plasenta dilakukan oleh orang lain atau terdapat keraguan akan sisa plasenta, maka untuk memastikan adanya sisa plasenta ditentukan dengan eksplorasi dengan tangan, kuret atau alat bantu diagnostik yaitu ultrasonografi. Pada umumnya perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik dianggap sebagai akibat sisa plasenta yang tertinggal dalam rongga rahim.
Pengelolaan

1. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Dalam kondisi tertentu apabila memungkinkan, sisa plasenta dapat dikeluarkan secara manual.
Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
2. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.
3. Antibiotika dalam dosis pencegahan sebaiknya diberikan.
DIAGNOSA HEMORAGIC POST PARTUM

1. Untuk membuat diagnosis perdarahan postpartum perlu diperhatikan ada perdarahan yang menimbulkan hipotensi dan anemia. apabila hal ini dibiarkan berlangsung terus, pasien akan jatuh dalam keadaan syok. perdarahan postpartum tidak hanya terjadi pada mereka yang mempunyai predisposisi, tetapi pada setiap persalinan kemungkinan untuk terjadinya perdarahan postpartum selalu ada.
2. Perdarahan yang terjadi dapat deras atau merembes. perdarahan yang deras biasanya akan segera menarik perhatian, sehingga cepat ditangani sedangkan perdarahan yang merembes karena kurang nampak sering kali tidak mendapat perhatian. Perdarahan yang bersifat merembes bila berlangsung lama akan mengakibatkan kehilangan darah yang banyak. Untuk menentukan jumlah perdarahan, maka darah yang keluar setelah uri lahir harus ditampung dan dicatat.
3. Kadang-kadang perdarahan terjadi tidak keluar dari vagina, tetapi menumpuk di vagina dan di dalam uterus. Keadaan ini biasanya diketahui karena adanya kenaikan fundus uteri setelah uri keluar.
4. Untuk menentukan etiologi dari perdarahan postpartum diperlukan pemeriksaan lengkap yang meliputi anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam

PENANGANAN SECARA UMUM HEMORAGIC POST PARTUM
1. Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal masuk
2. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
3. Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
4. Atasi syok
5. Pasang kateter
6. Cari penyebab perdarahan

Selasa, 10 November 2009

TULUS by Tia AFI

ketika dirimu ada didekatku
hangat cinta yang ku rasakan darimu
tak tahan ingin ku mencurahkan
semua padamu

kasih kuingin kau tahu segalanya
slama ini yang ada dalam jiwaku
meski ku tahu semua takkan terbalas olehmu

reff:
karna engkau tlah jadi miliknya
tak sepantasnya diriku merenggutmu dari cintanya
biarkanlah menjadi kenangan
yang indah dan takkan pernah ku lupa tuk selamanya

satu hal yang kupinta dari dirimu
jangan kau katakan kepada dirinya
ku tak ingin hatinya cemburu
karna diriku yang juga mencintaimu

Minggu, 08 November 2009

FERTILISASI DAN PLASENTASI

FERTILISASI
• Disebut juga pembuahan / konsepsi
• Adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani dan sel telur di tuba falopii.

Karena pengaruh hormon terjadilah proses
OVULASI.

• Gerak fimbrae menangkap uvum (ovum pick up mechanism)
• Ovum yang tertangkap berjalan menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama SIAP DIBUAHI.

KONSEPSI
Ovum yang dilepas pada proses ovulasi diliputi oleh korona radiata yg mengandung
persediaan nutrisi

Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba karena

Tempatnya luas
Dinding penuh jonjot (SILIA)
Ovum punya waktu lama dalam tuba
Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan dapat hidup selama 48 jam.
• Spermatozoa ditumpahkan masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
• Dalam kavum terjadi proses kapasitasi→ pelepasan sebagian lipoprotein sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
• Spermatozoa melakukan perjalanan menuju tuba dan mampu hidup selama 3 hari dalam genetalia interna.
• Sperma mengelilingi ovum mengikis korona radiata dan melintasi zona pellusida hanya satu sperma yg bisa melintasinya setelah itu zona pellusida mengalami perubahan shg tidak dapat dilalui spermatozoa yg lain.
• Melalui stomata sperma masuk ke ovum ekornya terlepas dan tertinggal diluar.
• Kedua inti ovum dan inti sperma bertemu dan membentuk zigot.

Pada manusia terdapat 46 kromosom
Sperma 23 kromosom dan ovum 23 kromosom terdiri dari 22 autosom dan 1 kromosom sex (pd ovum xx,sperma xy) ketika fertilisai ovum memiliki 46 kromosomdan membentuk zigot. ± 30 jam setelah konsepsi zigot mengalami proses pembelahan menjadi 2 sel (blastomer).Bersama dgn perjalanan menujuuterus sel terus membelah menjadi 4,8 Sampai akhirnya mempunyai 12-16 blastomer (morula).Pada keadaan ini zigot siap memasukikavum uteri perjalanan ini selama 3 hari.

Pada hari keempat selama perjalanan menuju kavum uteri morula membentuk blasocele.
• Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula.Dalam stadium ini sel2 kecil membentuk dinding blastula yang akan menjadi TROFOBLAST yg mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan.
• Trofoblas mengeluarkan HCG (hormon khas kehamilan)yang berfungsi mempertahankan korpus luteum untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron
• Produksi hormon HCG,estrogen dan progesteron akan diganti apabila plasenta terbentuk.
• SEL MEMBAGI DUA nantinya tempat tertanam PLACENTA dan bagian dalam membentuk EMBRIOBLAS dimana embrio akan terbentuk.
• Rongga blastocelle berisi cairan disebut BLASTOKIST.
• Endometrium menyiapkan diri untuk implantasi blastokist pada masa proliferasi.
• Pada masa ini endometrium tebal vaskularisasi meningkat kelenjar menjadi panjang dan tebal→berganti pada masa sekresi dimana endometrium gembur dan banyak mengandung glikogen yang disebut DESIDUA.
• Peristiwa tertanamnya BLASTOKIST (hasil konsepsi) kedalam desidua disebut NIDASI.
• Blastokist tidak melekat dalam dinding rahim tapi menembus dan bersarang didalamnya .peristiwa ini kadang menimbulkan perdarahan yg
disebut TANDA HARTMAN.
• Nidasi terjadi 6-7 hari setelah konsepsi.
• Umumnya blastula → endometrium dgn bagian dimana inner cell mass berlokasi hal ini lah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral/parasentral.sebaliknya bila blastula lain memasuki endometrium terdapatlah tali pusat dengan insersio vellamentosa.
• Umumya nidasi terjadi pd dinding depan atau belakang uterus dekat fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi baru dapat disebut kehamilan.
• Lapisan desidua yg meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua kapsularis sedangkan pada dinding uterus disebut desidua basalis → plasenta terbentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yg lain adalah desidua parietalis.
• Hasil konsepsi diselubungi oleh jonjot2 disebut villikoreales dan berpangkal pada koreon.
• Bila nidasi telah terjadi mulailah diferensia sel-sel blastula. Sel2 yg lebih kecil dekat dgn ruang exocoeloma membentuk :
♥ entoderm
♥ yolk sac
• Sel yang lebih besar menjadi ;
♥ ektoderm
♥ ruang amnion

• Didalam blastula terdapat piring embrional (embryonal plate) yg dibentuk antara dua ruangan yaitu ruang amnion dan yolk sac.
• Pada permulaan yolk sac berfungsi sbg pembentuk darah. Pd minggu ke-2 sd 3 terbentuk bakal jantung dgn pembuluh darahnya yg menuju body stalk/bakal tali pusat.
• Pembuluh darah pd body stalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena umbilikalis.cabang arteri dan vena masuk ke villikorealis shg dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme.
• Dengan berbagai bentuk nidasi dimana posisi plat embrio berada dijumpai berbagai variasi dari insesio tali pusat yaitu insersio sentralis,marginalis dan velamentosa.


PLASENTASI
• Pada hari ke 8-9 perkembangan trofoblast sangat cepat dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis2.
• Trofoblast mempunyai sifat menghancurkan desidua termasuk arteri dan vena didalamnya.Akibatnya terbentuk ruangan2 yang terisi perdarahan dari pembuluh2 darahyang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus shg timbul ruangan2 intervillair dimana villikoriales terapung2 diantara ruangan2 tsb sampai terbentuknya plasenta.sebagian dari vilikoriales tetap melekat pada desidua dan desidua yg tdk dihancurkan trofoblast membentuk septa placenta→maternal placenta.
• Septa plasenta ini membagi plasenta menjadi bbrp maternal cotyledon umumnya 15-20 bh.
• Foetal cotyledon ad suatu kelompok besar villi koriales yg bercabang seperti pohon. Pada plasenta aterm→200 foetal cotyledon. Pada tiap cabang vilikoriales terdapat sistem vena dan arteri yg menuju ke vena umbilikalis dan arteri umbikalis→darah ibu mengandung makanan dan zat asam bagi janin.
• Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar umumnya mencapai pembentukan lengkap pada umur kehamilan 16 mgg.
• Plasenta dewasa lengkap dan normal :
1. bentuk bundar / oval
2. diameter 15-25 cm tebal 3-5 cm
3. berat rata2 500-600 gr
4. insersi tali pusat dpt ditengah(sentralis),samping (lateralis),ujung tepi (marginalis)
5. disisi ibu→kotiledon→diliputi desidua basalis
6. disisi janin→arteri dan vena→tali pusat. Korion diliputi amnion.
7. Sirkulasi darah ibu diplasenta sekitar 300cc/menit (20mgg) sd 600-700cc (aterm)
Fungsi plasenta→menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
1. Nutrisi : memberikan makanan
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberi O2 dan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon
5. Imunologi : menyalurkan antibodi utk janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat2an bg janin→ibu
7. Proteksi : thd bakteri.virus,zat2 toksik.



CAIRAN AMNION
Rongga yg diliputi selaput janin disebut rongga amnion, didalamnya terdapat cairan amnion / likour amnii.
Asal cairan diperkirakan terutama disekresi oleh dinding plasenta, jika sist urinarius janin terbentuk urin janin yg Diproduksi dikeluarkan kedalam rongga amnion.
Fungsi sairan amnion :
1. Proteksi
2. Mobilisasi
3. Homeostasis
4. Mekanik
5. Pada persalinan membersihkan atau melicinkan jalan lahir dgn cairan yg steril shg melindungi by dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

Keadaan normal cairan amnion :
1. Hamil aterm 1000-1500cc
2. Keadaan jernih agak keruh
3. Steril bau khas agak manis dan amis
4. Terdiri dari 98-99% air,1-2% garam anorganik dan bahan organik (protein), runtuhan rambut lanugo,vernixcaseosa dan sel-sel epitel.

CINTA SELEMBUT AWAN

Cinta selembut awan
Masih tersimpan di hati
Pesonamu menawan
Ku dilanda sepi
Mengapa hanya padamu
Tercurah seluruh rasa
Hadir di setiap nafasku
Bayangmu menyapa

Meskipun ku tahu dirimu kini
Tiada lagi sendiri
Namun ku tak rela melepas segala mimpi
Oh... Mengapa hanya dirimu
Yang mampu mengisi hampa sanubari?
Kini ku mengerti
Cintaku hanya lamunan
Kisah kita berakhir
Menjadi kenangan